Cari Blog Ini

Terjemah Puisi Salaam ‘Alaikum wa ‘Alaina Salaam karya Anis Syusyan

 

Anis Syusyan
Anis Syusyan membacakan puisinya (tangkapan layar di YouTube)

Siapa yang tidak merasa resah dan prihatin dengan situasi yang terjadi saat ini di Palestina? Yang terjadi di sana bukan lagi tentang agama. Lebih dari itu, ini adalah masalah kemanusiaan.

Tentu, yang selalu kita harapkan adalah situasi yang kembali damai, tanpa ada kekerasan dan kekacauan, apalagi kalau sampai memakan lebih banyak korban jiwa.

Situasi tersebut mengingatkanku pada puisi yang berjudul Salaam ‘Alaikum wa ‘Alaina Salaam. Puisi yang menyerukan kedamaian tersebut ditulis oleh penyair asal Tunisia bernama Anis Syausyan.

Perjumpaanku dengan puisi ini terjadi pada saat seorang dosen memberikan tugas untuk menulis kritik sastra. Aku mengkaji puisi ini menggunakan pendekatan semiotik yang digagas oleh Michelle Riffaterre.

Tenang saja, melalui tulisan ini aku tidak akan menjabarkan hasil analisisku yang identik dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik itu.

Terjemah Puisi Salaam ‘Alaikum wa ‘Alaina Salaam

Puisi ini diterjemahkan oleh Siti Ummi Habibah dan Abdul Muntaqim Al Anshory melalui penelitan mereka yang berjudul “Nilai Perdamaian dalam Syair “Salamun ‘Alaikum wa ‘Alaina Salam” Karya Anis Syausan Berdasarkan Perspektif Strukturalisme Dinamik Jan Mokarovsky” (2019).

Salam kedamaian bagi kalian, salam kedamaian bagi kami

سلام عليكم، وعلينا سلام

Salam kedamaian kepada kalian, salam kedamaian kepada kami

سلام إليكم، وإلينا سلام

Salam kedamaian bagi mereka yang menjawab salam

سلام على من رد السلام

Salam kedamaian bahkan bagi mereka yang tak menjawab salam

وسلام حتى على من لم يرد

Kedamaian atas nama Tuhannya kedamaian

سلام باسم الرب السلام

Tuhan segenap hamba, Allah tempat semua bersandar

رب العباد الله الصمد

Kedamaian di mana kita dibesarkan

سلام ترعرعنا فيه

Kedamaian yang diuli di tanah sendiri

سلام معجون بأرض هذا البلد

Kedamaian di mana kita belum juga menetap di dalamnya

سلام ما عدنا نسكن فيه

Kedamaian yang tak kunjung menetap di dalam diri kita

سلام ما عاد يسكن فينا

Kedamaian yang kita perhatikan mengemasi kopernya

سلام نراقبه، وهو يحزم حقائبه

Untuk pelan-pelan meninggalkan tanah air kita

ليهجر، رويدا رويدا أراضينا

Dan tempatnya digantikan oleh ketundukan dan kepasrahan untuk berislam tanpa Islam di dalamnya

ويحل مكانه، تسليم واستسلام لتأسلم لا إسلام فيه

Tahukah kalian mengapa kedamaian meninggalkan kita?

أتدرون لم يهاجر منا السلام

Tahukah kalian, mengapa kegelapan menyelimuti kita?

أتدرون لم يعم فينا الظلام

Sederhana saja, karena kita adalah masyarakat yang selalu takut

ببساطة لأننا مجتمع يخاف

Kita adalah masyarakat yang selalu takut pada perbedaan

نحن مجتمع يخاف الاختلاف

Ucapan-ucapanku tak akan menyenangkan sebagian dari kalian, atau sebagian besar dari kalian, atau semua dari kalian. Aku tahu

كلماتي لن تعجب بعضكم أو جلكم أو كلكم أعرف

Tapi aku akan tetap mengatakannya, karena aku menolak menjadi bagian dari domba-domba

لكني سأقولها لأني رافض أن أكون من الخراف

Kita adalah masyarakat yang menolak pengakuan

نحن مجتمع يرفض الاعتراف

Sebagai masyarakat yang masih hidup terbelakang

أنه مجتمع يعيش التخلف

Kita adalah masyarakat yang suka berteriak tanpa malu

نحن مجتمع يصيح بكل صفاقة

Dan mengaku sebagai pemikiran yang berbeda

ويدّعي أنه حامل لفكر مختلف

Kita adalah masyarakat yang suka membual kekosongan

نحن مجتمع يهوى التعالي من فراغ

Dan mengaku sebagai masyarakat berbudaya

ويدّعي أنه مجتمع مثقّف

Huh, memalukan sekali

يا ويلي ما هذا القرف

Penerimaan terhadap perbedaan bagi kita hanyalah kulit belaka

فقبول الاختلاف عندنا ليس إلا غلاف

Perbedaan warna saja mengusik kita

اختلاف اللون يؤذينا

Perbedaan corak  mengusik kita

اختلاف الشكل يؤذينا

Perbedaan pemikiran mengusik kita

اختلاف الفكر يؤذينا

Perbedaan agama mengusik kita

اختلاف الدين يؤذينا

Bahkan, perbedaan jenis kelamin pun mengusik kita

حتى اختلاف الجنس يؤذينا

Karena kita selalu berusaha melihat perbedaan yang ada pada kita

لذا نحاول اغتيال كل اختلاف فينا

Kita pun berubah menjadi racun dan malapetaka bagi sebagian kita

تحولنا لبعضنا سما زعاف

Kita masyarakat adalah yang lebih dungu dari kedunguan

نحن مجتمع أحمق من الحمق

Ya, kita masyarakat adalah yang lebih dungu dari kedunguan

نعم، نحن مجتمع أحمق من الحمق

Kita bertengkar karena hal-hal sepele, remeh, dan takhayul

نتنازع على التفاهات والترهات والخرفات

Dan selamanya menolak untuk menyelam di kedalaman berpikir

ونرفض دوما أن نغوص في العمق

Aku tidak mengecualikan seorang pun, tidak kalangan sipil, tidak kalangan politisi

ولا أبرئ أحدا لا مدنيين ولا ساسة

Tidak mereka yang menyerah pada ketololan diam

لا من يستكين لبلادة الصمت

Tidak mereka yang mengaku suci di antara kita

ولا من يدّعي فينا القداسة

Tidak mereka yang mengikuti Barat seperti orang buta

لا من يتبع الغرب كالأعمى

Tidak mereka yang ingin mengembalikan kejayaan khilafah, perbudakan, dan hukum potong kaki silang

ولا من يريد إعادة أمجاد الخلافة والنخاسة وتقطيع الأرجل من خلاف

Marilah kita mencoba untuk menyelam dalam diri kita, dalam kedalaman diri kita

دعونا نجرب أن نغوص فينا في أعماقنا

Nah, inilah aku di depan kalian

ها أنا أمامكم

Dengan warna kulitku, dengan rambutku, dengan syairku, dengan gayaku, dengan pemikiranku

بلوني بشَعري بشعري بأطواري بأفكاري

Aku tidak takut pada kalian

أنا لا أخافكم

Aku tidak takut perbedaan kalian mengenai diriku

أنا لا أخاف اختلافكم عني

Karena aku bagian dari kalian, dan kalian bagian dariku  

لأنني منكم، ولأنكم مني

Marilah kita menciptakan seni

دعونا نخلق فن

Marilah kita menyelam dalam imajinasi

دعونا نغوص في الحلم

Untuk melabuhkan kebudayaan tanpa kebebalan

لنرسي ثقافة بلا سخافة

Agar kemajuan di wilayah kita merupakan kekhilafahan tertinggi

ليكون الرقي فينا هو أسمى خلافة

Marilah kita cairkan perbedaan budaya, etnis, dan kelompok

دعونا نذوب الأعراف والأجناس والأطياف

Perbedaan pemikiran, warna, dan agama

والأفكار والألوان والأديان

Dan kita tidak melihat selain manusia

ولا نرى سوى الإنسان

Berikut ini adalah cuplikan video Anis Syusyan saat membacakan puisi ini.




Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url